BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan, Adwar Skenda Putra, menyampaikan bahwa angkutan kota (angkot) saat ini menghadapi tantangan besar akibat persaingan dengan taksi online yang menawarkan tarif lebih murah dan kenyamanan yang lebih baik. Untuk itu, angkot perlu segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi transportasi.
“Kami ingin mengembangkan angkot menjadi angkot online, tetapi banyak pengemudi yang belum siap mengikuti perubahan ini,” ungkap Adwar dalam wawancara pada Jumat (20/12/2024).
Dishub telah memberikan berbagai fasilitas dan regulasi untuk mendukung angkot. Namun, banyak sopir yang tidak mematuhi aturan baru, dan sejumlah angkot sudah dalam kondisi tua serta kurang terawat, baik dari segi kendaraan maupun pengemudi.
“Dulu, angkot dikenal sebagai sarana transportasi yang tertib dan taat aturan, tetapi seiring berjalannya waktu, banyak angkot yang tidak terawat dan sering melanggar ketentuan,” jelas Adwar.
Sebagai bagian dari upaya modernisasi, Dishub Balikpapan juga mencoba memperkenalkan sistem konsorsium angkot, yang memungkinkan sopir angkot bergabung dalam badan hukum terstruktur, mirip dengan sistem perusahaan transportasi online. Namun, sebagian besar pengemudi lebih memilih untuk beroperasi secara mandiri.
“Jika sopir angkot enggan bergabung dalam konsorsium, kami khawatir perusahaan besar akan mengambil alih pengelolaan angkot di Balikpapan. Kami berharap pelaku usaha angkot yang sudah ada dapat berperan aktif dalam pengelolaannya,” tambahnya.
Meskipun banyak kendala, Dishub Balikpapan tetap berkomitmen untuk memperbaiki sistem angkot secara bertahap. Transformasi ini dianggap sebagai langkah penting agar angkot dapat bersaing dengan moda transportasi lain yang lebih modern dan efisien.
“Dengan perubahan ini, kami berharap angkot bisa menjadi sarana transportasi yang lebih relevan dan bersaing dengan transportasi lainnya,” pungkasnya.