Tanggal 1 November, kegiatan dilanjutkan dengan rehabilitasi lingkungan dan penyuluhan mitigasi bencana.
Penyuluhan dilakukan dengan pendekatan door-to-door untuk memberikan informasi tentang langkah menghadapi bencana, terutama terkait ancaman gempa bumi dan tsunami.
“Wilayah pesisir ini sering menghadapi risiko bencana, sehingga kesadaran masyarakat menjadi prioritas,” jelasnya.
Simulasi mitigasi bencana dilaksanakan pada 2 November di Dusun Lombongan, wilayah rawan gempa. Simulasi ini melibatkan lebih dari 100 warga dari berbagai kalangan, bekerja sama dengan organisasi sosial seperti PSC 119 Majene, KSR PMI Unit Sendana, KSR PMI Unit Unsulbar, PMR SMKN 7 Majene, dan MTs Muhammadiyah Pellatoang.
Respons Masyarakat
Nurwana, salah satu warga Desa Tammerodo Utara, mengapresiasi proyek ini.
“Kami sangat terbantu, terutama dalam memahami pentingnya mitigasi bencana. Terima kasih kepada mahasiswa MBKM UNM yang telah memberikan banyak manfaat,” ujarnya.
Proyek Jejak Kemanusiaan tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bencana tetapi juga membawa perubahan positif dalam akses kesehatan dan pemberdayaan lingkungan.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata kontribusi generasi muda dalam membangun masyarakat yang lebih tangguh. (*)