Sebelumnya, sumur ini mengalami tren penurunan produksi secara bertahap. Namun, dengan bantuan inovasi BioEcoFizz, sumur tersebut dapat kembali mengalirkan migas.
Secara bertahap, inovasi tersebut diterapkan di sejumlah sumur gas sehingga menghasilkan total produksi mencapai 149 mmscf hingga pertengahan tahun 2024.
“Perusahaan akan terus mendukukung penerapan inovasi dan teknologi yang tepat guna membuka peluang–peluang lain yang memungkinkan perusahaan untuk memperpanjang usia sumur dan memelihara tingkat produksi migas,” ujar Senior Manager PEP Sangasanga Field Sigid Setiawan.
Selain inovasi roughing, menurut Sigid, pencapaian produksi PEP Sangasanga Field saat ini didukung oleh pemasangan mini gas compressor yang juga berperan sebagai Flare Recovery Unit di SP.
Instalasi ini memberikan kontribusi cukup besar bagi produksi gas Sangasanga Field dengan rata-rata 21 persen dari total penjualan gas, atau secara 281 MMSCF per Juli 2024. Peningkatan ini berkontribusi penting dalam rangka memenuhi Kontrak Bersama Jual Beli Gas dengan PLN Tanjung Batu.
Atas semua upaya dan inovasi yang dilakukan, PEP Sangasanga Field saat ini berhasil memproduksi 5.649 barel minyak per hari (bopd) dan gas sebesar 6.237 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) yang berkontribusi penting bagi pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.