“Jika calon presiden memiliki rekam jejak yang baik dalam hal HAM, maka kita harus mendukungnya. Sebaliknya, jika calon presiden memiliki rekam jejak yang buruk dalam HAM, maka kita harus menolaknya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Permahi Samarinda Wahyudi menyampaikan HAM merupakan hak asasi yang melekat pada setiap manusia, tanpa memandang ras, suku, agama, jenis kelamin, dan status sosial.
“HAM bersifat universal, tidak dapat dibagi, dan tidak dapat dicabut. HAM merupakan hal yang fundamental bagi kehidupan manusia, karena tanpa HAM manusia tidak dapat hidup dengan bebas dan bermartabat,” jelasnya.
Komnas HAM memiliki tugas untuk memantau dan mendorong pelaksanaan HAM di Indonesia, serta memiliki tugas untuk memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat, termasuk anak muda di zaman milenial.
“Semoga dengan diskusi publik ini, dapat meningkatkan kesadaran anak muda tentang pentingnya HAM, sekaligus diharapkan menjadi agen perubahan dalam memperjuangkan HAM di Indonesia,” tutup Wahyudi.
Pada diskusi publik itu, dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi di Samarinda yang antusias mengikuti kegiatan.