FMN Samarinda Kembali Gelar Diskusi Publik, Ajak Anak Muda Perhatikan Rekam Jejak Calon Presiden dalam HAM 

oleh -
Penulis: Redaksi
Editor: Ardiansyah
Forum Milenial Nusantara Samarinda saat menggelar diskusi publik, dengan tema Rekam Jejak Calon Presiden RI 2024-2029 dalam Perspektif HAM, yang berlangsung di Papie Coffee, Jalan Abdurrasyid, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023). Foto: BorneoFlash.com/Ist.
Forum Milenial Nusantara Samarinda saat menggelar diskusi publik, dengan tema Rekam Jejak Calon Presiden RI 2024-2029 dalam Perspektif HAM, yang berlangsung di Papie Coffee, Jalan Abdurrasyid, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023). Foto: BorneoFlash.com/Ist.

“Jika calon presiden memiliki rekam jejak yang baik dalam hal HAM, maka kita harus mendukungnya. Sebaliknya, jika calon presiden memiliki rekam jejak yang buruk dalam HAM, maka kita harus menolaknya,” tegasnya.

 

Sementara itu, Ketua Permahi Samarinda Wahyudi menyampaikan HAM merupakan hak asasi yang melekat pada setiap manusia, tanpa memandang ras, suku, agama, jenis kelamin, dan status sosial. 

 

“HAM bersifat universal, tidak dapat dibagi, dan tidak dapat dicabut. HAM merupakan hal yang fundamental bagi kehidupan manusia, karena tanpa HAM manusia tidak dapat hidup dengan bebas dan bermartabat,” jelasnya. 

 

Komnas HAM memiliki tugas untuk memantau dan mendorong pelaksanaan HAM di Indonesia, serta memiliki tugas untuk memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat, termasuk anak muda di zaman milenial. 

Forum Milenial Nusantara (FMN) Samarinda saat menggelar diskusi publik, di Papie Coffee, Jalan Abdurrasyid, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023). Foto: BorneoFlash.com/Ist.
Forum Milenial Nusantara (FMN) Samarinda saat menggelar diskusi publik, di Papie Coffee, Jalan Abdurrasyid, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023). Foto: BorneoFlash.com/Ist.

“Semoga dengan diskusi publik ini, dapat meningkatkan kesadaran anak muda tentang pentingnya HAM, sekaligus diharapkan menjadi agen perubahan dalam memperjuangkan HAM di Indonesia,” tutup Wahyudi. 

 

Pada diskusi publik itu, dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi di Samarinda yang antusias mengikuti kegiatan. 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.