Setelah semua jumlah setoran valid, laporan dan uang akan dikirim ke tim Aruna untuk dikelola lebih jauh. “Nah, kalau di suatu saat nanti ada keperluan mendadak, ini uang bisa diambil sewaktu-waktu, kok. Prosesnya juga tidak ribet, sehingga memudahkan dan tidak bikin malas,” tambah Pak Jusman.
Aruna turut bangga pada hal kecil yang akhirnya menjadi kebiasaan baik bagi masyarakat pesisir di Tanjung Batu. Menumbuhkan dan merawat budaya menabung tentu tidak semudah yang dibayangkan.
Untuk mengapresiasi hal ini, Aruna merayakan hari jadi Tanjung Batu ke-71 dengan mengadakan kegiatan “Mag’Lami-Lami Lahatku Kampung Tanjung Batu”.
Pada acara tersebut, masyarakat melakukan banyak aktivitas seru, seperti membakar ikan, mengikuti pameran kuliner, melihat pentas seni, dan lomba memancing, yang diikuti lebih dari 150 orang yang turut meramaikan agenda ini. “Wah, seru!,” katanya.
Sementara itu, Jusman, salah seorang nelayan di Tanjung Batu, menambahkan, jujur perlu diakui bahwa pihaknya harus lihat kejadian dulu, baru ada kesadaran untuk menabung secara rutin dan mandiri.
“Makanya, jangan sampai nelayan-nelayan di luar sana seperti kami. Kejadian jelek dulu, baru mulai menabung. Kalau inisiatif dari kami masyarakat pesisir Tanjung Batu, pertemuan untuk menabung ini dilakukan dua kali dalam satu bulan. Anggota yang terdaftar di komunitas Aruna, seperti para nelayan, istri-istri kami yang bekerja sebagai picker, adalah yang boleh mengikuti kegiatan menabung kolektif ini,” jelasnya.
Bisa dibilang, mekanisme kegiatan menabung ini sama seperti arisan. Para anggota biasanya akan bertemu di satu tempat yang telah disepakati bisa rumah dari salah satu anggota atau Aruna Hub Tanjung Batu.