Usman menuturkan, secara regulasi personel akan standby 24 jam dengan kekuatan sekitar 24 unit tangki air. “Mudah-mudahan dengan kondisi ini kita bersiaga, untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan,” bebernya.
Kondisi yang sulit, terkadang unit tidak bisa masuk ke tempat kejadian perkara, untuk itu pihaknya berusaha mencari jalan pintas. Adapun titik rawan sementara kariangau wilayah barat dan timur termasuk beberapa pinggiran jalan tol, yang disebabkan dua hal yakni, masyarakat membuka lahan dengan cara membakar dan karena fenomena alam.
Hingga bulan September ini ada 48 catatan kasus kebakaran hutan dan lahan dari tingkat kecil sedang dan besar, tapi kalau yang besar di bawah 10 kasus.
Untuk itu pihaknya mengimbau kepada camat, lurah dan warga untuk tidak melakukan bakar-bakar, karena kadang-kadang maksudnya hanya membakar kecil tapi terkadang tidak diperhatikan masyarakat bahwa ini musim el nino anginnya cukup kencang hingga terabaikan yang mengakibatkan kebakaran menjadi lebih luas, ditambah curah hujan sedikit.

Oleh Karena itu, antisipasi yang dilakukan salah satunya dengan adanya apel kesiapsiagaan ini, yang bermitra dengan Bhabinkamtibmas TNI/Polri dan stakeholder lain untuk sama-sama peduli akan kebakaran hutan dan lahan.
“Untuk sosialisasi kepada masyarakat sudah berjalan melalui lurah dan camat, bahwa antisipasi kebakaran hutan dan lahan, agar tidak melakukan bakar-bakar,” pungkasnya.