Peningkatan proses pengolahan ini sangat terkait dengan tuntutan BBM yang berkualitas tinggi di masa depan. Hal tersebut diantisipasi oleh Pertamina dengan unit proses yang mampu menghasilkan produk sesuai ketentuan tersebut.
“Kilang Balikpapan nantinya akan semakin memungkinkan untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan setara Euro V,” kata Bayu.
Untuk mendukung proses produksi dimaksud, salah satu yang menjadi material pendukung yang diperlukan oleh Pertamina adalah gas alam. “Kilang Balikpapan memerlukan gas alam sekitar sekitar 35 – 40 mmscfd. Namun saat ini kondisinya mengalami penurunan yang sangat signifikan,” kata Bayu.
Tantangan ini merupakan situasi bisnis yang harus dihadapi oleh KPI Unit Balikpapan. “Kondisi ini dilihat oleh para pekerja muda kita, mereka coba cari sumber-sumber alternatif. Dan muncullah ide regasfikasi gas atau pemakaian LNG,” kata Bayu.
Kerjasama antara PT KPI Unit Balikpapan dan PT Pertagas Niaga dijelaskan oleh Bayu tidak semata-mata terkait harga, namun juga dilihat dari multiplier efek yang dihasilkannya.
“Mudah-mudahan kedepan kerjasama ini akan semakin meningkat,” harap Bayu.
Senada disampaikan oleh Presiden Direktur PT Pertagas Niaga, Aminuddin juga mengharapkan agar kerja sama ini dapat terus meningkat di masa depan.
“Pengaliran LNG untuk RU V Balikpapan diharapkan bisa optimum, sehingga kebutuhan energi khususnya wilayah Indonesia bagian Timur tetap terjaga, sebelum nantinya akan semakin handal setelah Pipa Senipah-Balikpapan on stream,” tutup Aminuddin. (*)