BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan bersama Puskesmas Klandasan ilir dan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Balikpapan, melaksanakan Iva Test dan Papsmear, di Puskesmas Klandasan Ilir pada hari Sabtu (5/10/2022).
Ketua YKI Cabang Balikpapan Sri Soetantinah mengatakan selama Pandemi Covid 19 pelaksanaan Iva Test dan Papsmear di Kota Balikpapan sempat vakum, sehingga saat ini YKI Cabang Balikpapan mengejar target yang tertinggal. “Jadi kita kebut, supaya target Iva Test dan Pap Smear dapat terlaksana semaksimal mungkin,” ujarnya.
Meskipun capaian sudah lebih dari 1000 orang tetapi masih ada target yang tertinggal akibat Covid 19, sehingga YKI Cabang Balikpapan masih melaksanakan kegiatan ini hingga akhir Desember 2022. “Mudah-mudahan target dari Dinas Kesehatan dan PKK bisa terlampaui,” ucapnya.
Tujuan dari kegiatan ini, agar ibu-ibu atau perempuan di Balikpapan sehat dan dapat melakukan aktivitas. Seperti yang terjadi di salah satu kelurahan, dari 47 orang terdapat 21 orang yang harus melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam. “Ini mengagetkan kita juga. Tidak disangka-sangka, biasanya di Iva Test yang lalu tidak ada kondisi seperti itu,” terangnya.
Fungsi YKI ini sebagai pencegahan dan tentunya menjadi intropeksi, sehingga langkah kedepan yang harus diubah. “Kalau misalnya kejadian seperti ini semakin meningkat. Kita harus evaluasi, intropeksi diri apa yang harus dilakukan kedepan,” jelasnya.

Sri mengatakan, untuk bisa disampaikan kepada teman, keluarga atau tetangga bahwa Iva Test tidak perlu ditakutkan, karena Iva Test itu untuk mencegah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. “Iva Test tidak apa-apa karena itu untuk mengetahui sebelum ada hal-hal yang lebih dikhawatirkan lagi. Ibu-ibu tetap semangat,” serunya.
Sementara itu, Ketua PKK Kota Balikpapan Hj Nurlena Mas’ud menyarankan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dan Ketua YKI Cabang Balikpapan, bagi pengurus PKK mewajibkan untuk memeriksakan dirinya sebelum memberikan penyuluhan kepada masyarakat. “Bagaimana kita memberikan penyuluhan kalau kita sendiri saja tidak tahu kesehatan kita,” tuturnya .