“Mereka bisa membaca pasar dan berjaga- jaga, jika stok sapi tidak ada maka berganti ke kambing,” paparnya.
Heria mengakui tingginya risiko kematian hewan ternak yang diakibatkan oleh virus PMK, walaupun virus ini tidak berisiko terhadap manusia jika dikonsumsi apabila dengan pengolahan yang benar.
Hanya saja, wabah PMK berdampak kerugian bagi peternak, karena sapi bisa tiba-tiba mati apabila tertular.
“Kasihan peternak kita kalau begitu. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia, asalkan ternaknya dimasak dengan benar masih aman,” ungkapnya.
Sebenarnya Kota Balikpapan tidak termasuk daerah pandemi PMK, tetapi sesuai dengan arahan untuk menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah yang terdampak PMK.
“Jangan sampai masuk Balikpapan, kasihan peternak sapi karena penularannya cepat sekali,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Niken)