Lebih lanjut dia memaparkan tanaman padi milik warga tersebut sebagian besar hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sehari-hari dan biasanya dipanen setiap setahun sekali.
Tetapi tidak jarang pula hasilnya dijual ke luar sebagai tambahan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan pokok lainnya.
“Namanya juga musibah banjir, kita tidak ada yang tahu. Kalau untuk kondisi hari ini, banjir sudah mulai perlahan surut. Cuaca juga sedikit lebih cerah. Semoga air tidak naik lagi,” paparnya.
Curah hujan dengan intensitas tinggi di sejumlah wilayah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) beberapa hari terakhir sangat berdampak terhadap mata pencaharian masyarakat.
(BorneoFlash.com/Lis)