BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Fenomena langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi bagi para nelayan khususnya di Balikpapan Timur yang terjadi setiap tahunnya membuat Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle angkat bicara.
Menyikapi hal tersebut dirinya menilai harus ada langkah-langkah kongkrit dari instansi terkait disini yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) bersama dengan Pertamina untuk monitoring.
Hal ini dilakukan guna menuntaskan akar permasalahan adanya kelangkaan BBM subsidi bagi para nelayan yang terjadi setiap tahunnya.
“Kemudian PNS yang ada di wilayah Balikpapan yang bersentuhan langsung dengan para nelayan, kami harapkan bisa memonitoring berapa jumlah Subsidi yang didapatkan dari Pertamina meliputi jumlah yang didapatkan oleh pangkalan yang ada, dan yang disalurkan kepada para nelayan-nelayan yang ada,” ujarnya baru-baru ini.
Mengapa demikian, karena dirinya melihat nelayan ini juga terbagi menjadi dua bagian, ada yang aktif dan pasif.
Ini juga yang menurutnya perlu dilakukan pendataan, sehingga terjadi sinkronisasi.
Sabaruddin menerangkan, jangan sampai jika dikatakan tidak cukup, namun yang disampaikan oleh Pertamina dan Pemkot malah lebih dari cukup yang diterima nelayan selama ini.
“Tapikan fakta di lapangan ini masih kekurangan, artinya disini tidak terjadi akselerasi dan terjadi Miss.
Apakah jumlah nelayannya, atau malah subsidnya yang berkurang. Karena mereka tidak saling menyampaikan.
Oleh karena itu perlu diwaspadai juga ada penimbunan BBM atau penyalahgunaan dengan BBM yang lain,” tegasnya.
Maraknya batu bara yang ada di Kaltim, tentu tidak menutup kemungkinan hal seperti ini bisa saja terjadi terjadi penyalahgunaan BBM Subsidi.
Meski demikian dirinya tidak suudzon juga dengan pelaku BBM ini, akan tetapi banyak hal-hal berpotensi dapat disalahgunakan juga.
Oleh karena itu agar bisa menyesuaikan dengan Pertamina, berapa subsidi dan berapa jumlah pasokan BBM yang diberikan kepada para nelayan, harus ada data konkrit sehingga bisa dirumuskan bersama-sama akar permasalahannya tersebut.
“Sehingga ketika itu fisiknya atau BBM subsidi memang tidak ada, dikemanakan BBM ini, dan ini yang perlu diselidiki bersama-sama,” bebernya.
Walaupun demikian, sampai saat ini dirinya belum menerima adanya informasi secara real berkaitan dengan Informasi kelangkaan BBM bagi para nelayan di Balikpapan khususnya di Balikpapan Timur.
“Namun fenomena ini memang dari tahun-ketahun memang kerap terjadi,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Eko)