BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Laisa Hamisah, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas instansi dalam menangani berbagai persoalan infrastruktur dan layanan publik yang dihadapi masyarakat.
Komitmen itu terlihat dalam kegiatan reses yang digelarnya di RT 38 Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan, pada Senin (20/10/2025) malam.
Tidak seperti reses pada umumnya, pertemuan kali ini menghadirkan langsung sejumlah pihak terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB), serta perangkat wilayah camat dan lurah. Kehadiran mereka memungkinkan penyelesaian persoalan warga dilakukan secara cepat dan terkoordinasi.
“Kami tidak ingin reses hanya menjadi wadah penyampaian keluhan. Kami ingin masalah warga bisa langsung mendapat perhatian dari instansi yang berwenang,” tegas Laisa, saat dikonfirmasi pada hari Kamis (23/10/2025).
Salah satu persoalan utama yang mencuat adalah jalan lingkungan berlubang akibat proyek drainase. Menurut Laisa, Dinas PU langsung menindaklanjuti keluhan tersebut di lokasi. “Alhamdulillah, besok siang perbaikan mulai dikerjakan. Ini bentuk kerja nyata kolaborasi di lapangan,” katanya.
Selain itu, warga juga menyoroti layanan BPJS Kesehatan yang dinilai masih menyulitkan peserta aktif, khususnya terkait penolakan rawat inap bagi pasien yang tidak dikategorikan dalam kondisi emergency. Laisa menilai hal ini perlu evaluasi agar tidak merugikan masyarakat.
“Kami ingin pelayanan publik lebih manusiawi dan berpihak pada warga, bukan sekadar administrasi,” ujarnya.
Persoalan air PDAM yang kerap mati juga menjadi pembahasan penting. Warga di kawasan elevasi tinggi, seperti RT 46 dan RT 16, berharap pemerintah menambah pipa induk agar distribusi air lebih merata.
Dalam kesempatan itu, Laisa juga memastikan bahwa penambahan penerangan jalan umum (PJU) terus dikawal. Empat titik PJU baru telah terpasang di RT 38 dan beberapa titik tambahan sudah masuk dalam daftar prioritas usulan lanjutan. “Ada hal-hal yang bisa langsung diselesaikan malam ini, ada juga yang butuh proses. Tapi yang jelas, semua akan kami kawal sampai tuntas,” tegasnya.
Pendekatan reses dengan menghadirkan berbagai instansi teknis secara langsung dinilai efektif, untuk mempercepat penyelesaian masalah tanpa birokrasi berbelit.
Warga pun menilai metode ini sebagai contoh nyata reses kolaboratif yang berorientasi pada solusi, bukan sekadar seremonial. “Kami senang karena pertemuan ini bukan hanya bicara, tapi langsung ada tindak lanjut,” ujar Ketua RT 38, La Daino. (Adv)





