BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Wakil Wali Kota Balikpapan, H. Bagus Susetyo meninjau langsung lahan persawahan di RT 15 Gang Persawahan, Gunung Binjai, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, pada Rabu (3/7/2025).
Dalam kunjungan tersebut, ia mengungkapkan potensi besar pertanian di wilayah tersebut yang mencapai luas total 97 hektare, meski sebagian besar masih mengandalkan irigasi tadah hujan.
“Yang sudah memiliki saluran irigasi baru 25,9 hektare. Sisanya masih bergantung pada hujan. Ini tantangan yang perlu segera kita jawab,” ujar Bagus.
Untuk itu, pihaknya menghadirkan sejumlah instansi terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, Camat, dan Lurah guna merancang program irigasi teknis ke depan. Harapannya, 60 hektare lahan sisanya bisa dimaksimalkan untuk mendukungketahanan pangan lokal.
Dari lahan yang telah dikelola, hasil panen mencapai 4,9 ton gabah kering panen per hektare. “Ini sangat potensial. Jika dimaksimalkan, kita bisa mengurangi ketergantungan pasokan beras dari luar daerah,” katanya.
Pemkot pun berkomitmen menjadikan kegiatan pertanian ini sebagai prioritas dalam perencanaan anggaran mendatang. Apalagi, menurut Bagus, Dinas Pangan dan Hortikultura telah memberikan dukungan berupa alat pertanian, pupuk, benih, hingga dolomit untuk mengatasi tingkat keasaman tanah.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Karya Bina Bersama, Ramadan, menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi petani, terutama soal pengairan.
“Masalah utama kami air. Saat butuh, tidak ada. Saat tidak butuh, justru melimpah. Ini kendala serius dalam bercocok tanam padi,” ungkapnya.
Ramadan menyebutkan, dari lima kelompok tani yang ada, hanya satu yang aktif yaitu Karya Bina Bersama dengan 19 anggota. “Empat kelompok lainnya tidak aktif, umumnya karena masalah jalan usaha tani dan pengairan,” jelasnya.
Dari 40 hektare lahan yang ada, baru sekitar 25–30 hektare yang bisa digarap tergantung modal. Ramadan menambahkan, panen dilakukan dua kali dalam setahun dengan produktivitas rata-rata 4,6 ton per hektare.

Pihak Bulog juga disebut siap membeli hasil panen petani dengan harga Rp6.500 per kilogram, yang menurut Ramadan sudah memberikan keuntungan bagi petani untuk memutar kembali modal usaha mereka.
Selain menanam padi, kelompok tani juga mengembangkan tanaman karet, sayuran, dan hortikultura. Ramadan menyebutkan, jika sistem pengairan diperbaiki, pihaknya siap mengembangkan budidaya jagung sebagai alternatif tanaman produktif.
“Kami butuh dukungan serius, dan mudah-mudahan ke depan lahan 90 hektare di sini bisa dimanfaatkan sepenuhnya,” pungkasnya. (*)