BorneoFlash.com, SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) dipercaya menjadi tuan rumah Dialog Rantau Borneo tahun 2025 yang digelar di Kota Samarinda, Selasa (17/6/2025).
Forum ini mempertemukan perwakilan tiga negara serumpun yang berada di Pulau Kalimantan, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Kegiatan yang telah berlangsung sejak 1982 ini menjadi momentum penting dalam mempererat kerja sama budaya, sastra, dan bahasa antarnegeri yang memiliki akar sejarah dan warisan budaya yang sama.
Tahun ini, Kalimantan Timur mendapat kesempatan istimewa untuk memperkenalkan potensi daerahnya, termasuk kemajuan infrastruktur serta peran strategis sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, yang membuka kegiatan tersebut, menyatakan bahwa ajang ini menjadi momen berharga untuk menunjukkan perkembangan Kalimantan Timur kepada dunia serumpun.
“Dialog ini sudah berlangsung lama sejak 1982, dan tahun ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Kalimantan Timur. Kami bisa memperkenalkan daerah kami yang terus berkembang, termasuk kehadiran IKN dan infrastruktur yang semakin baik,”ungkap Wagub Seno.
Ia juga menilai, kehadiran delegasi dari tiga negara, termasuk sejumlah negara bagian dari Malaysia, menunjukkan nilai strategis dari kegiatan ini dalam mempererat ikatan budaya yang telah terbina lama di kawasan Borneo.
Lebih jauh, Wagub Seno menekankan bahwa budaya memiliki kekuatan besar dalam menyatukan masyarakat lintas negara.
Ia menyebutkan bahwa perpaduan budaya lokal seperti Kutai dan Banjar, yang berpadu dengan unsur budaya Jawa, telah memperkaya khazanah budaya Kalimantan Timur.
“Budaya kita sudah ada sejak zaman dahulu dan kini kembali digemari anak-anak muda. Mereka mulai aktif dalam melestarikan kesenian daerah seperti tarian dan musik tradisional. Ini hal yang sangat kami dukung sebagai pemerintah provinsi,”jelasnya.
Selain budaya, bahasa juga mendapat sorotan dalam dialog ini.
Wagub Seno menyebut bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam membangun pemahaman dan persatuan antarbangsa serumpun.
“Bahasa adalah cerminan bangsa. Walaupun Indonesia memakai bahasa Indonesia dan Malaysia memakai bahasa Melayu, keduanya berasal dari akar yang sama. Kita cukup gunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia,”pungkasnya. (*)