Indonesia Capai Swasembada Pangan, Tantangan Keberlanjutan Masih Mengintai

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Pekerja memasukkan gabah yang sudah dikeringkan kedalam karung sebelum digiling. Foto : Rachman
Pekerja memasukkan gabah yang sudah dikeringkan kedalam karung sebelum digiling. Foto : Rachman

BorneoFlash.com, JAKARTA – Pengamat pertanian menilai Indonesia telah mencapai swasembada pangan karena produksi dalam negeri mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan nasional. Pengamat dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menyatakan bahwa Indonesia tergolong swasembada pangan jika mengacu pada definisi Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).

 

“Kita sebenarnya sudah swasembada menurut definisi FAO, karena sekitar 90% kebutuhan pangan dipenuhi oleh petani dalam negeri,” ujar Eliza kepada Bisnis, Selasa (27/5/2025).

 

Meski begitu, Eliza menekankan bahwa tantangan terbesar adalah menjaga keberlanjutan swasembada ini. “Yang penting adalah bagaimana kita menjamin keberlanjutan dari kondisi ini,” tambahnya.

 

Eliza juga menyoroti peran aktif Perum Bulog dalam menyerap hasil panen petani sebagai kunci keberhasilan tanpa impor beras tahun ini. “Tahun lalu, Bulog gagal menyerap gabah petani secara maksimal. Tidak ada jemput bola, jadi solusi cepatnya saat itu adalah impor,” jelasnya.

 

Ia mendorong pemerintah untuk terus mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan nasional. Ia meminta pemerintah membenahi infrastruktur irigasi agar bisa menampung air saat musim hujan dan menyimpannya untuk musim kemarau. Selain itu, ia menyarankan penggunaan varietas tanaman yang lebih produktif dan tahan iklim.

 

“Kuncinya terletak pada pendampingan dan penyuluhan intensif. Kita harus memakai teknologi inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tani, sehingga kesejahteraan petani ikut naik,” tegasnya.

 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan bahwa Indonesia tidak akan mengimpor beras hingga 2026. Ia menyebutkan bahwa stok beras nasional per Mei 2025 telah mencapai 3,9 juta ton, jumlah yang dinilai cukup untuk kebutuhan hingga tahun depan.

Baca Juga :  Pemkot Balikpapan Siapkan Lahan untuk Sirkuit Balap, DED Telah Rampung

 

“Kalau tahun lalu kita impor 3,8 juta ton, tahun ini sampai tahun depan saya kira kita tidak akan impor beras lagi,” kata Zulhas dalam acara Pelepasan Jelajah Daulat Pangan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (27/5/2025).

 

Zulhas menambahkan bahwa pemerintah kini mengalihkan fokus ke peningkatan produksi pangan berbasis protein seperti ikan, udang, dan pengembangan kampung nelayan. “Kita sekarang mulai fokus ke protein ikan, tambak, udang, ikan tangkap, garam, kampung nelayan itu prioritas kita. Untuk karbohidrat seperti beras dan jagung, insya Allah sudah aman,” ujarnya.

 

Ia pun menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak mengimpor lagi. “Tidak ada lagi impor. Tahun ini tidak, tahun depan pun tidak. Insya Allah,” pungkasnya. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.