BorneoFlash.com, TANA PASER – Rusel (60), seorang warga Desa Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, menjadi korban pembunuhan oleh orang tak dikenal saat memblokir jalur tambang batu bara pada Jumat dini hari, 15 November 2024. Kejadian tragis ini juga mengakibatkan seorang warga lainnya, Anson (55), terluka parah.
Menurut Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, Mareta Sari, serangan terjadi sekitar pukul 04.30 WITA di posko penolakan jalur tambang di Muara Kate. Kedua korban diserang dengan senjata tajam saat sedang tidur di posko.
“Korban mengalami luka serius di leher akibat senjata tajam,” ujar Mareta melalui telepon pada Minggu, 17 November 2024. Ia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan warga setempat dan telah mengirimkan tim ke lokasi.
Serangan Berujung Duka
Saat serangan terjadi, Anson yang terluka parah sempat membangunkan warga lainnya, meskipun kondisinya kritis. Rusel dan Anson segera dibawa ke puskesmas terdekat sebelum dirujuk ke RS Panglima Sebaya di Tanah Grogot. Namun, nyawa Rusel tidak dapat diselamatkan akibat luka yang dideritanya, sedangkan Anson masih menjalani perawatan intensif.
Warga juga melaporkan mendengar suara letusan saat serangan terjadi, tetapi tidak ditemukan luka tembak pada tubuh korban.
Pemblokiran Jalan Akibat Ketidakadilan
Aksi pemblokiran jalan yang dilakukan warga Muara Kate bermula dari kecelakaan tragis pada 26 Oktober 2024, di mana sebuah truk milik PT Mantimin Coal Mining diduga melindas seorang pendeta bernama Veronika Fitriani hingga meninggal. Warga merasa truk tambang tidak seharusnya menggunakan jalan umum yang menjadi jalur aktivitas sehari-hari masyarakat.