Kontrol Sosial, Remaja Tawuran Butuh Pembinaan

oleh -
Editor: Ardiansyah
Ilustrasi Tawuran Pelajar.
Ilustrasi Tawuran Pelajar.

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Remaja tawuran masih menjadi masalah serius dalam dunia pendidikan. Remaja yang diharapkan tampil sebagai pemuda hebat dengan segudang prestasi unggul, justru lebih banyak tenggelam dalam kubang kenakalan remaja.

Beredarnya video di media sosial, para remaja membawa berbagai jenis senjata tajam dan benda tumpul sebagai senjata, untuk melakukan aksi tawuran di salah satu Sekolah wilayah Sidodadi Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat, dalam kurun waktu dua hari pada hari Selasa dan Rabu tanggal 19-20 September 2022 lalu.

Kapolsek Balikpapan Barat Kompol Djoko Purwanto mengatakan tawuran tersebut murni karena masalah pribadi dan tidak ada sangkut paut dengan pihak sekolah (BorneoFlash.com, 23/9/2022).

Menyoal remaja tawuran, kita tidak bisa sepenuhnya menyudutkan apalagi mempersalahkan sosok remaja itu sendiri. Diambil dari suatu sumber, penyebab remaja tawuran terdiri dari dua faktor. Faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yakni adanya krisis identitas pada remaja, kontrol diri yang lemah dan tidak mampu menyesuaikan diri. Sedangkan faktor eksternal yakni pengaruh media, kurangnya pengawasan orang tua dan tekanan teman sebaya.

Selain orang tua, pihak lain yang turut bertanggung jawab atas problematika ini adalah masyarakat dan pemerintah/negara. Di mana ketiga pihak tersebut memiliki peran pentingnya masing- masing untuk merawat remaja dan menumbuhkannya menjadi penerus peradaban bangsa.

Remaja adalah usia baligh. Sebuah fase dimana Allah telah meletakkan beban taklif di pundak remaja. Akal mereka telah sempurna untuk membedakan mana baik dan buruk, mana bahaya dan aman. Pada fase inilah segala bentuk perbuatan remaja terhukumi hukum syara.

Ada pahala dan dosa di dalamnya. Artinya, anak-anak sebelum memasuki masa balighnya secara ideal sudah memiliki wawasan keislaman dan terbentuk dalam dirinya kepribadian islam. Sehingga ia siap menyambut masa remajanya dan mampu menjalaninya dengan benar dan berpahala.

Baca Juga :  Produk Roti Aoka Aman? Ini Klarifikasi PT Indonesia Bakery Family

Sayang, kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara saat ini terwarnai dengan paham sekularisme. Sebuah paham yang memisahkan agama dari kehidupan dunia. Agama yang dijauhkan ini menjadi akar masalah problematika umat termasuk kenakalan remaja. 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.