BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan juga menaruh perhatian berkaitan dengan adanya kasus tindak pidana yang korbannya melibatkan anak di bawah umur.
Seperti yang terjadi baru-baru ini di Balikpapan adanya kasus penyiraman air panas yang dilakukan oleh ayah kandung sendiri.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Iwan Wahyudi, kejadian tersebut merupakan suatu kejadian yang sangat memperhatikan bagi kita semua.
Artinya, adanya kasus ini memang perlu mendapatkan perhatian bagi kita semua khususnya Pemerintah Kota Balikpapan atau dinas terkait yang membidangi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, untuk terus memberikan sosialisasi kepada RT, Lurah dan Kecamatan agar anak-anak ini mendapatkan perlindungan yang baik.
“Karena memang ujung tombak berkaitan semua permasalahan ini adalah ketahanan keluarga, karena ketika pertahanan keluarga yang terakhir ini jebol, yang akan menjadi korban ini adalah anak-anak kita,” ujarnya kepada media ini Selasa (21/9/2021).
Lebih lanjut dia terangkan, dari DPRD juga sudah menggagas Peraturan Daerah (Perda) tentang ketahanan keluarga tersebut. Dan ini perlu dorongan oleh semua pihak.
Oleh karena itu, dirinya mengajak kepada masyarakat bersama-sama menjaga situasi. Sehingga dalam hal ini tidak hanya Pemkot saja yang berperan, melainkan peran serta masyarakat juga sangat penting untuk terlibat dalam pengawasan, mengontrol agar masa depan anak -anak ini kedepan bisa dapat terjaga dengan baik.
“Kemudian kami juga meminta kepada aparat penegak hukum agar bertindak tegas agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan sebagai efek jerah,” paparnya.
Terlebih lanjut dia katakan, korban kekerasan terhadap anak ini, dia katakan akan berdampak pada psikologi anak sangat terganggu dan trauma yang membekas.
Oleh karena itu untuk korban perlu mendapatkan pendampingan dari Pemerintah Kota untuk memberikan kesembuhan dari sisi mental.
“Jadi tidak hanya mengobati secara fisik saja melainkan juga mentalnya akibat trauma yang dialami. Sehingga jangan sampai akibat trauma yang mendalam berdampak pada anak menjadi anti sosial, ini yang sangat membahayakan,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Eko)