BorneoFlash.com, SENDAWAR – Sempat melayani penerbangan angkutan penumpang di Bandara Melalan Kutai Barat selama kurang lebih 1 bulan, Maskapai Nam Air akhirnya memutuskan tak lagi melayani penerbangan penumpang di Bandara Melalan Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Sebelumnya, penerbangan pesawat jenis ATR itu merupakan hasil kerjasama antara pemerintah daerah Kutai Barat melalui Perusahaan Daearah (Perusda) Witelteram dan pihak Maskapai Nam Air.
Namun kerjasama itu tidak bertahan lama sehingga berdampak pada peniadaan angkutan penumpang menggunakan pesawat Nam Air.
Bahkan pihak Perusahaan Daerah (Perusda) Witeltram pun juga mengakui hal itu dan sudah 3 bulan terakhir ini tidak lagi melayani penerbangan tujuan Kubar-Samarinda-Balikpapan.
Walaupun sebelumnya sempat ada upaya menghadirkan penerbangan komersial di Kutai Barat (Kubar) yang sempat kosong beberapa waktu lalu. Melalui kerjasama dengan maskapai Nam Air dan menggunakan sistem flight carter.
“Terakhir kali melayani penerbangan sejak Desember tahun lalu. Sejak saat itu sampai sekarang di stop dulu,” kata Direktur Perusda Witeltram, Syachran Eric Lenyoq, Selasa (30/3/2021).
Lebih lanjut dia menjelaskan alasan pemberhentian sementara penerbangan ini dikarenakan menunggu kepastian dari pihak maskapai Nam Air. Sebab diketahui ada permasalahan internal yang harus diselesaikan oleh maskapai tersebut. Sehingga tidak bisa melanjutkan kerjasama jasa pelayanan penerbangan di bandara kebanggaan masyarakat Kubar, Melalan.
“Ada masalah internal mereka (Nam Air). Jadi kita hanya bisa menunggu saja kepastian kelanjutan kerjasamanya. Kita sudah berusaha menghadirkan pelayanan penerbangan yang sempat kosong,” jelasnya.
Belum diketahui sampai kapan hal tersebut akan berlangsung, namun ditambahkannya bahwa kondisi pandemi juga mempengaruhi tingkat pengguna jasa transportasi ini. Sehingga setiap bulannya, jumlah penumpang masih jauh dari harapan.
“Karena adanya pembatasan bepergian membuat tingkat penggunanya juga sedikit berkurang. Namun kita tetap berusaha menghadirkan jasa transportasi ini,” tambahnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa akan terus mencari cara untuk bisa menghadirkan jasa transportasi udara bagi masyarakat. Sebab, jasa transportasi ini juga sangat dibutuhkan, apalagi dalam keadaan yang sangat mendesak.
“Secara pribadi, saya pun mengharapkan ada lagi penerbangan. Karena cukup memakan waktu jika harus menggunakan transportasi lain.
Bisa 10 – 12 jam lamanya. Semoga dengan segera ada kepastian dengan maskapai Nam Air,” harapannya.
(BorneoFlash.com/Lilis)