BorneoFlash.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong hilirisasi kelapa dan lima komoditas perkebunan strategis bernilai sekitar Rp138 triliun melalui perluasan tanam serta pembangunan fasilitas pengolahan pada 2025 – 2027.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa hilirisasi mengurangi ekspor bahan mentah dan memberi petani nilai tambah dari produk turunan kelapa, kakao, tebu, kopi, mete, serta lada dan pala. Ia meminta seluruh komoditas diolah di dalam negeri agar nilai ekonominya meningkat.
Amran menyebut hilirisasi enam komoditas itu berpotensi menghasilkan nilai ekonomi Rp138,49 triliun, menyerap lebih dari 1,6 juta tenaga kerja, dan memperluas tanam hingga 870.890 hektare. Ia menilai kelapa memiliki potensi terbesar karena mampu menghasilkan minyak kelapa, santan olahan, dan VCO bernilai tinggi.
Kementan menargetkan perluasan tanam kelapa 221.890 hektare dengan produksi 2,88 juta ton dan nilai ekonomi Rp5,77 triliun. Pemerintah juga memperluas tanam kakao 248.500 hektare bernilai Rp67,1 triliun; tebu 200.000 hektare bernilai Rp23,2 triliun; dan kopi 99.500 hektare bernilai Rp14,93 triliun. Komoditas mete dan lada/pala masing-masing menyumbang sekitar Rp2 triliun dan Rp25,5 triliun.
Amran menegaskan bahwa hilirisasi memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global dan meningkatkan daya tawar produk olahan di pasar internasional. Kementan mulai menjalankan hilirisasi pada 2025 bersamaan dengan mekanisasi pertanian, pembangunan infrastruktur produksi, dan penguatan tata niaga.
Program hilirisasi ini juga meningkatkan produksi pangan dan perkebunan nasional untuk memperkuat kemandirian ekonomi serta membuka peluang usaha bagi koperasi, UMKM, dan petani di berbagai daerah. (*)





