Sepanjang 2025, BPBD Samarinda Catat 318 Kejadian Bencana

oleh -
Penulis: Nur Ainunnisa
Editor: Ardiansyah
Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda, Suwarso. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa
Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda, Suwarso. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa

Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan masih terjadi meski dalam jumlah terbatas. BPBD mencatat enam kejadian karhutla yang sebagian besar berhasil ditangani sebelum meluas ke area permukiman.

 

Suwarso juga menyinggung informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi iklim Samarinda sepanjang 2025, termasuk adanya hari tanpa hujan.

 

“BMKG menyampaikan bahwa pada tahun 2025 terdapat fenomena hari tanpa hujan, namun jumlahnya relatif sedikit, yakni enam kejadian,” terangnya.

 

Di sisi lain, persoalan banjir masih menjadi masalah berulang di Kota Tepian. BPBD mencatat puluhan kejadian banjir yang terjadi sepanjang tahun, dengan sejumlah titik yang sudah dikenal sebagai kawasan langganan genangan.

 

“Sepanjang 2025 terdapat 23 kejadian banjir yang dihitung berdasarkan tanggal kejadian, sementara titik rawan genangan tercatat sebanyak 32 lokasi,” paparnya.

 

Akumulasi dari berbagai bencana tersebut berdampak signifikan terhadap masyarakat. Ribuan kepala keluarga terdampak, dengan puluhan ribu warga merasakan langsung dampak sosial dan ekonomi akibat bencana.

 

“Jumlah kepala keluarga terdampak mencapai 11.460, dengan total jiwa terdampak sebanyak 31.763 orang,” sebut Suwarso.

 

BPBD juga mencatat adanya korban luka maupun korban meninggal dunia dari sejumlah kejadian bencana sepanjang tahun, termasuk insiden anak tenggelam yang masuk dalam pendataan korban.

 

“Korban luka tercatat sebanyak lima orang, sedangkan korban meninggal dunia berjumlah delapan orang, termasuk satu kejadian anak tenggelam di kawasan Bukit Pinang,” tambahnya.

 

Menjelang akhir tahun, BPBD Kota Samarinda memastikan kesiapsiagaan terus ditingkatkan, khususnya menghadapi perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Koordinasi lintas sektor dilakukan untuk meminimalkan potensi risiko serta mempercepat penanganan apabila terjadi bencana.

 

Baca Juga :  Headline E-Paper Edisi Senin 10 Maret 2025: Bencana Hidrometeorologi di Sukabumi, Lima Orang Meninggal dan Empat Masih Hilang

“Mulai dari tindak lanjut edaran Menteri Dalam Negeri hingga pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, seluruh unsur sudah berada dalam kondisi siaga. Baik ketertiban umum, lalu lintas, maupun kebencanaan, kami telah beberapa kali melaksanakan apel kesiapsiagaan dan melakukan persiapan secara menyeluruh,” tutup Suwarso.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.