Warga Hibahkan Lahan, Solusi Penanganan Banjir Wonorejo 

oleh -
Penulis: Niken Sulastri
Editor: Ardiansyah
(ki: ka) Pemilik lahan, Iskandar Lubis; Anggota DPRD Kota Balikpapan dari Fraksi PKB, Halili Adinegara dan warga setempat. Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri
(ki: ka) Pemilik lahan, Iskandar Lubis; Anggota DPRD Kota Balikpapan dari Fraksi PKB, Halili Adinegara dan warga setempat. Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Upaya penanganan banjir di kawasan Wonorejo, Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, memasuki babak baru. 

 

Pembongkaran parit buntu milik Kompleks Perumahan Kelapa Gading akhirnya dilakukan sebagai langkah awal pembangunan jaringan drainase baru sepanjang kurang lebih 290 meter. 

 

Proyek ini berada di bawah koordinasi Anggota DPRD Kota Balikpapan dari Fraksi PKB, Halili Adinegara.

 

Parit buntu tersebut selama ini menjadi salah satu titik penyumbatan yang memicu banjir di wilayah Wonorejo. 

 

Pembongkarannya merupakan syarat utama yang diajukan oleh pemilik lahan, Iskandar Lubis atau Ucok, sebelum memberikan izin pembangunan parit permanen di atas lahannya. Ucok merupakan pemilik lahan dengan bentang parit terpanjang, yakni sekitar 250 meter. 

 

Adapun 140 meter sisanya melewati lahan keluarga Mbah Ali seluas 65 meter dan lahan milik Suratmi seluas 75 meter.

 

Suparmin, perwakilan keluarga Mbah Ali, mengungkap bahwa hibah lahan ini merupakan bentuk melanjutkan amal baik almarhum Ali Marno, yang dahulu menghibahkan tanah bagi pembangunan Jalan Wonorejo. Bahkan nama Wonorejo merupakan gagasan almarhum.

 

Ucok juga menyoroti persoalan lain di Kompleks Kelapa Gading, yakni bozem yang sejak 2016 tak kunjung dibangun meski sudah ada surat pernyataan dari pengembang. 

 

“Surat itu diserahkan ke Rumiyati selaku Ketua RT 034 waktu itu. Sayangnya suratnya dihilangkan, jadi warga tidak bisa menagih janji lagi,” ujarnya, saat ditemui pada Minggu (7/12/2025), di salah satu tempat makan di wilayah Kampung Timur, Balikpapan Utara.

 

Ucok berharap langkah mereka menghibahkan lahan dapat membuka kesadaran warga tentang pentingnya berkontribusi pada fasilitas umum.

 

“Drainase itu kebutuhan pokok lingkungan. Wonorejo ini rawan banjir, jadi yang dibutuhkan bukan lagi membangun masjid atau langgar itu sudah banyak. Yang kurang ini, salurannya,” tegasnya.

Baca Juga :  PHSS Terima Kunjungan Mahasiswa STT Migas Balikpapan, Dukungan Pendidikan Berkualitas dan Keberlanjutan Industri Hulu Migas

 

Ia juga mengusulkan agar setiap kelurahan di Balikpapan memiliki satu unit excavator mini agar pemeliharaan drainase bisa dilakukan rutin.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang