BorneoFlash.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengajak para ahli gizi untuk mengawasi serta mengedukasi masyarakat tentang makanan dan minuman yang layak dikonsumsi anak-anak. Ia menyebut kasus penyakit gula meningkat, termasuk pada anak-anak, karena maraknya makanan dan minuman manis di sekitar sekolah.
Zulhas meminta para ahli gizi aktif memberikan edukasi mengenai pilihan pangan sehat dan bahaya konsumsi tinggi gula. Ia juga mendorong kewajiban label kadar gula pada produk makanan dan minuman tinggi gula.
Ketua Fakta Indonesia, Ari Subagyo Wibowo, menegaskan pentingnya label “Tinggi Gula” pada Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) untuk menekan kasus diabetes. Fakta Indonesia mendukung langkah pemerintah yang mengkaji penerapan label tersebut.
Survei Fakta Indonesia dan KPCDI terhadap 117 pasien gagal ginjal menunjukkan mayoritas pasien mengidap Diabetes Melitus Tipe 2 akibat konsumsi gula berlebih dari MBDK. Data IDF 2024 memproyeksikan penderita diabetes di Indonesia mencapai 20,4 juta jiwa, tertinggi kelima di dunia.
Konsumsi gula nasional 2024 – 2025 diperkirakan mencapai 7,6 juta ton, sementara Susenas 2023 mencatat 67,21 persen masyarakat mengonsumsi MBDK. Ari menilai label tinggi gula perlu diterapkan karena terbukti efektif di berbagai negara seperti Meksiko, Peru, dan Chile. (*)





