BorneoFlash.com, SAMARINDA – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan kekhawatirannya terhadap tingginya ketergantungan Kalimantan Timur (Kaltim) pada pasokan bahan pangan dari luar daerah.
Menurutnya, kondisi tersebut bisa menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini tengah digalakkan pemerintah.
Ia mengungkapkan, sekitar 80 persen kebutuhan bahan pangan di Samarinda dan sebagian besar wilayah Kaltim masih bergantung pada pasokan dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
Komoditas seperti sayuran, daging ayam, hingga telur ayam ras, sebagian besar didatangkan dari luar provinsi.
“Kita harus jujur melihat fakta bahwa Kaltim belum menjadi daerah penghasil pangan utama. Ketergantungan ini bisa menjadi persoalan besar apabila tidak segera diantisipasi,” ujarnya, pada Sabtu (8/11/2025).
Andi menjelaskan, ketika seluruh dapur MBG di Samarinda maupun kabupaten dan kota lain di Kaltim mulai beroperasi penuh, kebutuhan bahan pangan akan meningkat tajam.
Kondisi ini dapat menimbulkan risiko jika pasokan terganggu akibat cuaca ekstrem, kendala transportasi, atau fluktuasi harga di daerah pemasok.
“Ketika kebutuhan meningkat sementara pasokan terhambat, maka pelaksanaan program juga bisa terdampak. Karena itu, pemerintah harus menyiapkan skema yang matang agar ketersediaan bahan pangan tetap aman dan stabil,” tegasnya.





