Program MBG merupakan kebijakan nasional yang telah diterapkan di berbagai daerah, termasuk Samarinda.
Saat ini, 20 dari 74 dapur MBG di kota tersebut telah beroperasi, masing-masing melayani sekitar 1.000 hingga 3.000 porsi makanan per hari bagi peserta didik di berbagai sekolah.
Lebih lanjut, Andi menilai bahwa ketahanan pangan lokal merupakan kunci utama keberhasilan jangka panjang program ini.
Ia mendorong kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun kelompok tani, untuk memperkuat produksi bahan pangan dalam wilayah Kaltim.
“Ini momentum untuk memperkuat kemandirian pangan daerah. Jika ingin program MBG berjalan berkelanjutan, kita tidak bisa terus bergantung pada pasokan dari luar. Harus ada sinergi antara sektor pertanian, peternakan, dan logistik,” jelasnya.
Andi menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah menjalin koordinasi dengan berbagai instansi guna menyusun langkah konkret memperkuat rantai pasokan lokal.
Namun, ia berharap inisiatif serupa juga diperkuat di tingkat provinsi agar pelaksanaan program berjalan sesuai target.
“Kalau pasokan terjaga, harga stabil, dan distribusi lancar, maka program MBG bukan hanya sukses secara administrasi, tapi juga benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.







