BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dinilai masih belum mendapat perhatian serius.
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Wahyullah Bandung, mendesak Pemerintah Kota agar segera merealisasikan pemberian insentif bagi bank sampah unit di tingkat RT, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap gerakan lingkungan warga.
Menurutnya, banyak warga yang telah berinisiatif membentuk bank sampah di lingkungannya, namun semangat mereka perlahan menurun karena tidak adanya kepastian sistem, harga, dan dukungan dari pemerintah.
“Warga sudah berusaha memilah dan mengumpulkan sampah. Tapi ketika waktunya diangkut, tidak diambil. Bahkan ada yang tidak dibeli karena harga naik turun seperti emas. Akibatnya, masyarakat jadi tidak semangat lagi,” ujar Wahyullah, pada Selasa (28/10/2025).
Wahyullah menilai, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah sebenarnya sudah memberi ruang bagi pemerintah, untuk memberikan insentif kepada bank sampah yang dikelola masyarakat. Namun, hingga kini, amanat tersebut belum dijalankan maksimal.
“Kalau bank sampah unit dibentuk oleh masyarakat, maka pemerintah juga punya kewajiban memberikan insentif. Itu sudah jelas diatur dalam perda,” tegasnya.
Ia menambahkan, selama ini pemerintah lebih banyak berperan sebagai regulator, sementara pelaksana utama di lapangan justru masyarakat sendiri. Dukungan berupa insentif sangat dibutuhkan agar semangat warga tidak padam.
Wahyullah menekankan, bila Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola bank sampah mendapatkan pembinaan dan dukungan terstruktur, mereka bisa menjadi kekuatan besar dalam pengelolaan sampah di Balikpapan.
“Pemerintah harus hadir, bukan hanya membuat aturan, tapi juga memberi dukungan nyata agar gerakan lingkungan ini terus hidup,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mendorong pemerintah membuka mekanisme kerja sama yang jelas antara bank sampah unit di RT dengan bank sampah induk. Selain itu, diperlukan sistem penjaminan harga dan jadwal pengangkutan material sampah yang teratur agar kegiatan pengelolaan tidak terhenti di tengah jalan.
Menurut Wahyullah, keberhasilan pengelolaan sampah bukan semata urusan teknis, melainkan juga bentuk partisipasi sosial warga dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan kota.
“Kalau pemerintah mampu memperkuat ekosistem bank sampah, Balikpapan bisa menjadi contoh kota hijau yang berhasil mengatasi persoalan sampah dari sumbernya,” tutupnya. (Adv)





