“Kebiasaan makan tinggi gula, garam, dan lemak serta kurangnya gerak karena kemudahan teknologi membuat anak muda semakin berisiko,” tambahnya.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Fatwa Sari Tetra Dewi, menyoroti rendahnya kesadaran anak muda terhadap kondisi kesehatan mereka sendiri.
“Banyak anak muda tidak menyadari bahwa mereka sudah menderita hipertensi karena merasa tubuhnya masih sehat dan bugar,” ujar Fatwa.
Padahal, hipertensi merupakan pintu masuk bagi berbagai penyakit kronis, termasuk stroke. Karena itu, ia menekankan pentingnya deteksi dini dan pengendalian tekanan darah melalui perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Fatwa juga membagikan beberapa langkah pencegahan hipertensi agar risiko stroke dapat diminimalkan sejak dini, antara lain:
1. Berhenti merokok – Zat beracun dalam rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
2. Hindari makanan tinggi lemak – Lemak jenuh mempercepat penumpukan plak di arteri.
3. Perbanyak konsumsi sayur dan buah – Kandungan serat dan antioksidan membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.
4. Aktif bergerak – Hindari gaya hidup sedentari yang dapat memperlambat metabolisme dan meningkatkan tekanan darah.
5. Kelola stres dengan baik – Tekanan psikologis yang berkepanjangan bisa memicu lonjakan hormon stres dan memperburuk kondisi tekanan darah.
Dengan langkah-langkah tersebut, baik Nadia maupun Fatwa menegaskan pentingnya kesadaran generasi muda untuk menjaga pola hidup sehat guna mencegah hipertensi dan menurunkan resiko stroke di usia produktif. (*)





