BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terus memperkuat kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di tengah tantangan efisiensi anggaran.
Melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), berbagai program peningkatan kompetensi ASN masih berjalan hingga akhir tahun ini.
Kepala BKPSDM Kota Balikpapan, Purnomo, memastikan bahwa kegiatan pengembangan kapasitas ASN baik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tetap menjadi prioritas utama dan tidak akan terganggu meski adanya kebijakan penghematan anggaran.
“Program peningkatan kompetensi bagi ASN tetap berjalan sampai akhir tahun. Ini sudah kami masukkan dalam agenda resmi, baik untuk PNS maupun PPPK,” jelas Purnomo usai Rapat Paripurna DPRD di Grand Senyiur Hotel Balikpapan, pada Senin (27/10/2025).
Menurut Purnomo, setiap ASN diwajibkan memenuhi minimal 20 jam pelatihan bagi PNS dan maksimal 24 jam pelatihan bagi PPPK setiap tahun. Ketentuan ini mengacu pada standar pengembangan kompetensi ASN yang diatur pemerintah pusat.
Program pelatihan yang diselenggarakan terbagi dua jenis. Sebagian berasal dari usulan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sementara sebagian lainnya merupakan program yang langsung diinisiasi BKPSDM, baik untuk satu atau dua angkatan pelatihan.
“Kalau usulan dari OPD biasanya merupakan tawaran pelatihan dari kementerian atau lembaga. Nanti pembiayaannya dimintakan melalui kami di BKPSDM,” tambahnya.
Meski ada wacana pengurangan anggaran di beberapa sektor, Purnomo memastikan bahwa program pengembangan kompetensi ASN tidak akan terdampak signifikan.
Ia menilai peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan investasi jangka panjang yang wajib dipertahankan.
“Sesuai arahan Tim TAPD, untuk program peningkatan kompetensi ASN diupayakan tidak terganggu karena ini bagian penting dari penguatan kualitas pelayanan publik,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, program pelatihan ini tidak hanya berfokus pada kemampuan teknis semata, tetapi juga mencakup peningkatan kompetensi manajerial, digitalisasi layanan, serta etika birokrasi.
Pemerintah Kota Balikpapan menilai peningkatan kompetensi ASN sebagai langkah penting menuju birokrasi yang profesional dan adaptif, terlebih menghadapi dinamika pembangunan sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Program pelatihan ini diharapkan dapat melahirkan ASN yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga inovatif, responsif, dan berorientasi pelayanan publik.
“Harapannya, ASN Balikpapan bisa lebih tangguh dan siap bertransformasi menghadapi tantangan baru, termasuk digitalisasi birokrasi dan kebutuhan layanan masyarakat yang makin kompleks,” pungkas Purnomo. (Adv)





