Ribuan Pedagang Pasar Segiri Akan Direlokasi, Pemkot Samarinda Pertimbangkan Eks Bandara Temindung sebagai Lokasi Sementara

oleh -
Penulis: Nur Ainunnisa
Editor: Ardiansyah
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa

BorneoFlash.com, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah menyiapkan langkah strategis untuk merevitalisasi Pasar Segiri, salah satu pasar tradisional terbesar dan terpenting di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Revitalisasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas infrastruktur pasar sekaligus memperbaiki tata kelola ekonomi rakyat.

 

Berdasarkan data terkini, terdapat sekitar 2.021 pedagang aktif yang masih beroperasi di Pasar Segiri. 

 

Seluruh pedagang tersebut akan terdampak proses relokasi sementara selama pembangunan pasar berlangsung.

 

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menjelaskan bahwa Pemkot saat ini tengah memfinalisasi konsep pembangunan ulang pasar dengan desain dua lantai.

 

Menurutnya, anggaran proyek yang semula diajukan sebesar Rp257 miliar, kini telah disesuaikan menjadi maksimal Rp200 miliar untuk mengefisiensikan pembiayaan tanpa mengurangi kualitas hasil pembangunan.

 

“Rencana revitalisasi ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menciptakan pasar yang lebih tertata, nyaman, dan representatif bagi pedagang maupun masyarakat,” ujar Marnabas, pada Kamis (23/10/2025).

 

Ia menambahkan, jumlah pedagang yang masih beraktivitas di Pasar Segiri menjadi dasar utama dalam penyusunan desain baru. 

 

Kapasitas kios dan lapak nantinya akan disesuaikan dengan kondisi aktual agar seluruh pedagang yang tercatat tetap dapat berjualan di lokasi yang sama pasca-renovasi.

 

“Jumlah pedagang di Segiri cukup besar, hampir sebanding dengan Pasar Pagi. Berdasarkan data terakhir, ada sekitar 2.021 pedagang yang masih aktif,” jelasnya.

 

Karena proses pembangunan membutuhkan area yang benar-benar kosong, seluruh pedagang diwajibkan untuk direlokasi sementara. 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.