BorneoFlash.com, JAKARTA – Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan, algoritma dan kode kecerdasan buatan (AI) harus mencerminkan nilai positif masyarakat Indonesia agar menghasilkan output yang bermanfaat.
“Jika digunakan secara negatif, AI bisa menjadi sesuatu yang menyeramkan dan membahayakan,” kata Meutya dalam acara Kumparan AI for Indonesia di Jakarta, Kamis.
Ia menyebut Indonesia memandang AI secara optimistis dan cepat beradaptasi dalam penggunaannya. Menurutnya, hal ini menjadi sinyal positif karena AI diperkirakan akan menciptakan 90 juta lapangan kerja baru dan menambah pendapatan global hingga 15,7 triliun dolar AS pada 2030.
Mengutip data Cisco, Meutya menilai Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan AI karena masyarakatnya antusias dan cepat beradaptasi. “Pertanyaannya tinggal: digunakan untuk apa? Itu tantangannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemanfaatan AI sudah terlihat di tingkat akar rumput, seperti untuk budi daya ikan dan solusi permasalahan lokal. Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Digital tengah menyiapkan peta jalan AI yang mencakup regulasi, etika, investasi, pembiayaan, infrastruktur, talenta, riset, inovasi, dan use case.
“Fokus kami mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing global, dan memastikan inklusivitas agar semua lapisan masyarakat mendapat manfaat,” tutup Meutya. (*)





