BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan kembali mencatat kinerja positif dalam pengendalian harga.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Balikpapan pada September 2025 menunjukkan deflasi sebesar 0,06 persen (mtm), menandakan tekanan harga yang menurun di tengah tren inflasi di sejumlah daerah lain.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan bahwa angka tersebut menunjukkan stabilitas ekonomi Balikpapan yang relatif terjaga, dengan inflasi tahunan hanya 1,15 persen (yoy) jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 2,65 persen (yoy).
“Realisasi inflasi Balikpapan masih lebih rendah dari batas bawah sasaran nasional 2025 sebesar 2,5 persen ±1 persen. Ini mencerminkan efektivitas sinergi antara BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga stabilitas harga,” ujar Robi, pada Minggu (5/10/2025).
Penurunan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi faktor utama deflasi, dengan andil sebesar 0,16 persen (mtm). Lima komoditas yang paling berkontribusi terhadap deflasi di Balikpapan antara lain bahan bakar rumah tangga, bawang merah, tomat, cabai rawit, dan kangkung.
Robi menyebut, penurunan harga tersebut dipengaruhi oleh melimpahnya pasokan dari daerah sentra produksi seperti Sulawesi dan Jawa, serta kelancaran distribusi logistik di wilayah Kalimantan Timur. “Cuaca yang mendukung dan produksi lokal yang meningkat turut menekan harga sayuran segar seperti kangkung,” tambahnya.
Meski deflasi terjadi, sejumlah komoditas tetap mencatat kenaikan harga, khususnya pada kelompok transportasi yang memberi andil inflasi sebesar 0,14 persen (mtm).
Kenaikan harga angkutan udara, daging ayam ras, emas perhiasan, air kemasan, dan biskuit menjadi penyumbang utama inflasi bulan ini.