BorneoFlash.com, JAKARTA – Ketua Umum Paguyuban Pedagang Warteg dan Kaki Lima, Puji Hartoyo, menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa menjadi contoh program pemerintah yang bersih, berpihak pada rakyat, dan berdampak luas jika diawasi secara transparan serta melibatkan masyarakat.
“MBG merupakan terobosan besar kebijakan sosial-ekonomi. Program ini meningkatkan gizi anak-anak sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat,” kata Puji di Jakarta, Rabu.
Ia menyoroti prevalensi stunting 2024 yang masih 19,8 persen, meski turun dari 21,5 persen dan melampaui target Bappenas 20,1 persen. Menurutnya, MBG memberi anak akses makanan sehat sebagai investasi jangka panjang untuk mencetak generasi produktif.
Puji menambahkan, keberadaan 30 ribu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bisa membuka 1,5 juta lapangan kerja baru. Dengan anggaran Rp335 triliun pada APBN 2026, ia menilai MBG berpotensi mendorong konsumsi rumah tangga dan meningkatkan permintaan pangan segar sehingga petani, nelayan, peternak, pedagang pasar, hingga warung ikut merasakan dampaknya.
Namun, ia mengingatkan kasus keracunan massal siswa menjadi peringatan serius. “Kualitas bahan, kebersihan dapur, dan distribusi tepat waktu harus jadi prioritas. Pengawasan tidak boleh longgar,” tegasnya.
Puji mendorong pelaksanaan MBG dilakukan bertahap melalui proyek percontohan di daerah dengan prevalensi stunting tinggi, wilayah tertinggal, serta pada kelompok usia prioritas seperti PAUD dan SD kelas rendah. (*)