BorneoFlash.com, JAKARTA – Kemendikdasmen mengajak seluruh pihak bergotong royong memperkuat gerakan literasi nasional.
“Hari Aksara Internasional harus menjadi momentum memperkuat literasi. Literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga membangun kesadaran, keterampilan, dan daya saing bangsa,” kata Wamendikdasmen Atip Latipulhayat dalam Gebyar Pendidikan Nonformal dan Informal serta Peringatan Hari Aksara Internasional 2025 di Jakarta, Jumat.
Atip menegaskan pemerintah menempatkan literasi sebagai fondasi peradaban dan pintu kesejahteraan. Ia menyebut angka buta aksara di Indonesia kini tersisa 0,92 persen. “Hari Aksara Internasional harus menyemangati kita memberantas buta aksara, menutup ketimpangan pendidikan, dan menumbuhkan budaya literasi di rumah, sekolah, hingga ruang publik,” ujarnya.
Dirjen Vokasi PKPLK Kemendikdasmen Tatang Muttaqin menambahkan, peringatan tahun ini mengusung tema internasional Promoting Literacy in the Digital Era dan tema nasional “Kesadaran Literasi Digital Membangun Peradaban.” Ia menegaskan tema itu mendorong bangsa memanfaatkan teknologi untuk kemajuan sekaligus menekan dampak negatifnya.
Tatang menjelaskan pemerintah terus mendukung pemberantasan buta aksara, antara lain lewat program Bantuan Operasional Pendidikan (BOSP) Keaksaraan. Tahun 2025, pemerintah menyalurkan bantuan kepada 35.000 penerima dengan nilai Rp600 ribu per orang.
Ia menekankan pemerintah, DPR, PKBM, komunitas, dan mitra lainnya berhasil menekan angka buta aksara hingga 0,92 persen. “Saya berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi mewujudkan Indonesia melek aksara, berkarakter, dan mandiri. Mari kita bergotong royong membangun generasi emas melalui literasi digital,” tutur Tatang. (*)