AHY: Revitalisasi Kawasan Transmigrasi Hadirkan Lapangan Kerja dan Akses Ekonomi Baru

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri), dan Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (kanan) memberi keterangan kepada awak media usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kemenko Infra bersama Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Jumat (26/9/2025). FOTO : ANTARA/Harianto
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri), dan Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (kanan) memberi keterangan kepada awak media usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kemenko Infra bersama Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Jumat (26/9/2025). FOTO : ANTARA/Harianto

BorneoFlash.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Transmigrasi memperkuat sinergi untuk mengembangkan industri di kawasan transmigrasi.

 

Menko Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pemerintah merevitalisasi 154 kawasan transmigrasi untuk menghadirkan potensi ekonomi baru. Nota kesepahaman yang ditandatangani tiga kementerian menjadi dasar pengembangan industri dan percepatan revitalisasi kawasan.

 

“Tujuan kita menghadirkan lapangan kerja, memperluas akses ekonomi, dan mengatasi ketimpangan antarwilayah,” ujar AHY. Ia menyebut langkah ini sebagai model pengembangan wilayah terintegrasi dengan infrastruktur, konektivitas, dan ekosistem industri berkelanjutan.

 

Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menjelaskan beberapa kawasan ditetapkan sebagai pilot project sesuai RPJMN, seperti Melolo (NTT) dan Salor (Merauke). Kawasan itu diarahkan mendukung produksi bioetanol dan swasembada gula, sambil memastikan masyarakat transmigran tetap memiliki lahan melalui koperasi.

 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menambahkan, MoU ini membuka peluang relokasi industri lebih dekat dengan kawasan transmigrasi sekaligus menjawab keterbatasan lahan bagi investor. Menurutnya, pengembangan difokuskan pada area greenfield dengan mempertimbangkan potensi alam dan kearifan lokal.

 

“Kerja sama ini diharapkan menghasilkan quick win untuk memperkuat industri dan program transmigrasi,” tegas Menperin. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.