BorneoFlash.com, PULAU BUNYU – PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field bersama Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) menanam 2.500 bibit mangrove di Dermaga Cinta, Desa Bunyu Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Aksi ini sekaligus memperlihatkan kemitraan strategis PHENC dengan BPRL Ventures Indonesia B.V. (BVIBV), mitra kerja dalam pengelolaan hulu migas di Wilayah Kerja Nunukan.
Kegiatan bertema “Satu Komitmen Satu Aksi, Mangrove Lestari Bumi Terjaga” ini memiliki keunikan karena memanfaatkan inovasi Mangrove Bamboo Pot (MBP) Shield, pelindung bibit berbahan 100 persen bambu lokal yang ramah lingkungan.
Inovasi ini dikembangkan oleh siswa SMPN 02 Bunyu dengan pendampingan Suprapto, guru SDN 005 Bunyu sekaligus inovator lokal. MBP-Shield dirancang untuk melindungi bibit mangrove dari arus laut dan gelombang pasang sehingga peluang tumbuhnya lebih besar.
Penanaman melibatkan lebih dari 19 pihak, mulai dari UPTD Kehutanan Tarakan, DLH Bulungan, aparat TNI-Polri, KUPP Syah Bandar Bunyu, Tagana, komunitas lingkungan, hingga pelajar. Selain aksi tanam, peserta juga mendapat edukasi tentang pentingnya mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir dan menopang mata pencaharian masyarakat.
Senior Manager PEP Bunyu Field, Despredi Akbar, menegaskan bahwa program ini selaras dengan kebijakan keberlanjutan PT Pertamina (Persero). “Kami berkomitmen menjalankan inisiatif penurunan emisi, efisiensi energi, pengelolaan limbah, konservasi flora-fauna, hingga pemanfaatan energi baru terbarukan. Penanaman mangrove ini menjadi salah satu wujud nyata,” jelasnya.
Menurutnya, aksi ini tidak hanya melestarikan ekosistem pesisir, tetapi juga mendukung mitigasi abrasi pantai dan perubahan iklim. “Dengan inovasi MBP-Shield, Pulau Bunyu dapat lebih terlindungi, mangrove menjadi rumah biota laut, dan nelayan tak perlu melaut terlalu jauh,” tambah Despredi.
Kegiatan ini mendapat apresiasi luas. Plt Camat Bunyu, Jaenudin, menilai langkah Pertamina penting untuk menjaga pesisir dari abrasi. Sementara itu, perwakilan DLH Bulungan, Indah Sriwati, menegaskan bahwa sinergi multipihak dalam rehabilitasi mangrove adalah strategi kunci menjaga keberlanjutan lingkungan. (*)
