Langkah Diplomasi RI Perkuat Perdamaian Timur Tengah

oleh -
Penulis: Berthan Alif Nugraha
Editor: Janif Zulfiqar
Di Qasr Al Watn, Abu Dhabi (23/11/2024), Presiden RI Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Foto: ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden.
Di Qasr Al Watn, Abu Dhabi (23/11/2024), Presiden RI Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Foto: ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden.

BorneoFlash.com, JAKARTA – Setelah Israel menyerang Doha pada 9 September 2025, Qatar langsung mengambil langkah tegas dengan menghentikan partisipasi dalam proses mediasi. Keputusan itu lahir dari kebutuhan untuk menjaga kedaulatan negara sekaligus mencegah ancaman serangan baru yang berpotensi menimbulkan kerugian lebih besar.

 

Meskipun Amerika Serikat meminta Qatar tetap berperan sebagai mediator, Doha menilai tidak ada gunanya melanjutkan mediasi jika Israel justru menyerang negara penengah dan mencoba menghabisi para perunding. Situasi tersebut memperlihatkan rapuhnya proses diplomasi di kawasan yang sudah lama diliputi ketegangan.

 

Ruang Baru bagi Indonesia

Serangan Israel ke Doha membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan peran dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah. Kunjungan Presiden Prabowo ke Qatar menegaskan keseriusan Indonesia dalam memainkan peran aktif di isu geopolitik global, terutama terkait konflik dan keamanan kawasan.

 

Dalam KTT Darurat di Doha, Menteri Luar Negeri RI Sugiono menegaskan bahwa agresi Israel terhadap Qatar bukan hanya pelanggaran kedaulatan negara, melainkan juga pelanggaran terhadap hukum internasional, Piagam PBB, dan prinsip kerja sama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Sikap tegas Indonesia itu menunjukkan komitmen membela negara sahabat sekaligus menjaga tatanan hukum internasional sebagai fondasi perdamaian global.

 

Solidaritas Indonesia kepada Qatar mencerminkan diplomasi aktif dan respons cepat RI menghadapi dinamika kawasan. Langkah ini sekaligus memperkuat legitimasi diplomasi Indonesia di mata dunia, menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya fokus pada kepentingan domestik, tetapi juga peduli terhadap isu kemanusiaan dan perdamaian internasional.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.