BorneoFlash.com, JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa verifikasi menjadi pembeda utama antara jurnalisme profesional dan konten media sosial maupun buatan kecerdasan buatan (AI).
Ia menekankan bahwa fenomena deepfake dan konten sintetis kian sulit dibedakan dari kenyataan.
“Pers adalah oksigen demokrasi, dan perannya semakin vital di tengah disrupsi teknologi,” kata Nezar dalam Peringatan HUT ke-27 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis.
Ia juga mendorong media memperkuat jurnalisme solusi yang tidak hanya mengungkap masalah, tetapi juga menawarkan jalan keluar.
Nezar mengapresiasi konsistensi IJTI dalam memperjuangkan kebebasan pers dan keselamatan jurnalis.
“Selamat ulang tahun ke-27 untuk IJTI. Semoga IJTI semakin jaya, memberi cahaya bagi jurnalis televisi, dan memperkuat industri penyiaran nasional,” ujarnya. (*)





