BorneoFlash.com, KESEHATAN – Rasa kantuk berlebihan meski sudah tidur cukup sering dianggap sekadar akibat kelelahan setelah beraktivitas. Namun, jika kondisi tersebut muncul hampir setiap hari, hal itu patut diwaspadai karena bisa menjadi tanda awal diabetes.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto, menegaskan bahwa penderita diabetes kerap mengalami kantuk berlebih, terutama ketika kadar gula darah tidak stabil.
Ia menjelaskan, saat kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglukemia), tubuh membuang glukosa lewat urine (glukosuria). Proses ini membuat tubuh kehilangan banyak cairan, darah menjadi kental, oksigen ke otak berkurang, sehingga tubuh terasa lelah dan mengantuk.
Sebaliknya, ketika kadar gula darah terlalu rendah (hipoglukemia), otak kekurangan glukosa sebagai sumber energi utama. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi sel saraf otak (neuroglukopenia) dan memicu gejala seperti gemetar, lapar, berkeringat, hingga jantung berdebar.
Menurut dr. Herry, jika gejala muncul perlahan terutama pada malam hari dan tidak segera diatasi, penderita bisa mengalami kelelahan berat, kebingungan, rasa kantuk berlebih, hingga pingsan atau koma.
Ia menekankan bahwa kantuk berulang setelah tidur cukup bisa menjadi indikasi awal diabetes, apalagi bila seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit serupa.
Gejala lain yang perlu diperhatikan mencakup sering merasa haus, sering buang air kecil, mudah lapar, pandangan kabur, penurunan berat badan drastis, sulit konsentrasi, serta rasa lemas sepanjang hari.