Selain itu, Bagus mengingatkan rendahnya literasi digital di Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN. Menurutnya, mahasiswa harus mampu tampil sebagai pionir dalam meningkatkan kesadaran dan kecakapan digital masyarakat.
Ia juga menyinggung peran penting perguruan tinggi, termasuk Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UINSI yang memiliki visi mencetak mahasiswa berkarakter, kritis, dan peduli sosial.
Menurutnya, visi ini sangat relevan dengan arah pembangunan Kota Balikpapan yang mengusung “Balikpapan Kota Global Nyaman untuk Semua dalam Bingkai Madinatul Iman.”
“Pembangunan kota bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia, memperkuat iman, serta menanamkan nilai sosial dan karakter,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Pemkot Balikpapan memiliki sembilan program prioritas pembangunan, mulai dari transformasi birokrasi, peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan, pengentasan stunting, penyediaan air bersih, pengendalian banjir, hingga menjadikan Balikpapan sebagai kota ramah anak, inovatif, dan kreatif.

Bagus juga menekankan pentingnya mahasiswa menjadi sarjana yang unggul dan berdaya saing dengan tiga kompetensi inti yakni literasi digital, kemampuan adaptasi, serta hard skill spesialisasi yang mumpuni.
“Tujuannya adalah membentuk smart humanity, yakni manusia unggul yang mampu mendukung smart governance, smart economy, smart environment, dan smart society. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya menjadi penonton dalam arus globalisasi, tapi aktor utama dalam pembangunan bangsa,” pungkasnya.