“Apabila dikalkulasi secara rata-rata, nominal tersebut dapat dikonversi menjadi target bulanan untuk keperluan pemantauan pencapaian. Target ini mutlak diupayakan agar pendapatan rumah sakit tidak menjadi beban fiskal tambahan bagi pemerintah daerah,”jelasnya.
Selanjutnya, Jaya menegaskan bahwa inovasi dalam bidang pelayanan merupakan faktor krusial untuk mengoptimalkan performa rumah sakit sekaligus mendorong tercapainya surplus pendapatan.
Salah satu strategi yang diusulkan adalah maksimalisasi utilisasi kapasitas tempat tidur.
“Inovasi dalam sektor layanan menjadi kebutuhan mendesak. Sebagai ilustrasi, RSUD AWS memiliki kapasitas sekitar 500 tempat tidur. Kita perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap ruang-ruang yang memiliki tingkat okupansi tinggi dan yang kurang optimal pemanfaatannya. Pengelolaan kapasitas tempat tidur yang efektif akan berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan dan memberikan dampak positif terhadap aspek pendapatan,”ungkapnya.
Dengan target pendapatan yang telah ditetapkan dan sistem monitoring yang ketat, diharapkan rumah sakit dapat beroperasi secara mandiri tanpa terlalu bergantung pada bantuan pemerintah.
Selain itu, fokus pada inovasi pelayanan dan efisiensi operasional menjadi kunci keberhasilan transformasi rumah sakit menuju kemandirian finansial yang berkelanjutan.
“Harapan kami, rumah sakit yang telah memperoleh status BLUD dapat secara berkelanjutan meningkatkan standar mutu pelayanan kesehatan, sambil memelihara transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Langkah ini merupakan fondasi penting untuk mendukung kemandirian pembiayaan sektor kesehatan di tingkat daerah,”tegas Jaya. (*)