BorneoFlash.com, SAMARINDA – Merespons kejadian meninggalnya seorang anak berusia empat tahun di Sukabumi, Jawa Barat, yang disebabkan oleh infeksi cacing parah dengan ditemukannya ribuan parasit dalam tubuhnya, otoritas kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan arahan kepada seluruh warga.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menegaskan pentingnya masyarakat untuk menjaga ketenangan sambil meningkatkan upaya pencegahan melalui pemeliharaan sanitasi lingkungan yang optimal.
“Parasit cacing termasuk dalam kategori organisme yang kerap menginfeksi populasi anak-anak. Dampak dari infeksi ini dapat mengakibatkan malnutrisi pada anak meskipun asupan makanan telah mencukupi, dikarenakan zat gizi diserap oleh parasit yang berada di saluran pencernaan. Hal ini berpotensi menimbulkan distensi perut, status gizi kurang, bahkan dapat berkontribusi pada kejadian stunting,”ujarnya.
Sebagai upaya preventif, Dinas KesehatanKalimantan Timur telah mengimplementasikan program distribusi obat antiparasit tanpa biaya yang dapat diakses masyarakat melalui pos pelayanan terpadu dan unit kesehatan di lingkungan sekolah.
“Populasi anak merupakan kelompok dengan risiko tertinggi mengalami infeksi parasit, khususnya mereka yang memiliki kebiasaan bermain tanpa menggunakan alas kaki di area dengan kondisi sanitasi yang buruk,”ungkapnya.
Lebih lanjut, Jaya memaparkan bahwa identifikasi infeksi cacing kremi dapat dilakukan saat anak melakukan defekasi, di mana parasit berukuran kecil dapat teramati keluar bersama dengan tinja.
Apabila kondisi tersebut terjadi, orang tua dapat memberikan terapi antiparasit yang tersedia secara bebas di pasaran, seperti Upixon atau Combantrin, dengan dosis sekali sehari selama periode tiga hingga empat hari.
Namun demikian, ia menekankan bahwa dalam kondisi infeksi masif seperti yang terjadi pada kasus di Sukabumi, intervensi medis komprehensif menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda.