BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) tahun ini terasa berbeda.
Di balik gegap gempita upacara bendera, ada dua peristiwa yang menorehkan makna mendalam: pencapaian besar kilang dalam pengembangan energi, dan kepedulian terhadap sesama.
Di kompleks Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC), manajemen dan pekerja PT KPB melaksanakan pemasukan perdana catalyst—tahap penting sebelum unit RFCC beroperasi.
Unit berteknologi tinggi ini nantinya mampu mengolah minyak berat menjadi bensin, LPG, dan produk bernilai tinggi lainnya, memperkuat ketahanan energi nasional.
Bagi Direktur Utama PT KPB, Bambang Harimurti, momen ini bukan sekadar capaian teknis, melainkan simbol bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri di bidang energi.
“Kerja keras ini harus kita syukuri. Tanpa rasa syukur, pencapaian sebesar apa pun tak akan membawa berkah,” ucapnya penuh haru.
Namun, di luar area kilang, semangat kemerdekaan juga menyentuh hati masyarakat. PT KPB bersama PT KPI Unit Balikpapan menyerahkan santunan kepada 8 lembaga kesejahteraan sosial anak dan lansia. Anak-anak dari panti asuhan hingga para orang tua yang membutuhkan merasakan langsung manfaat perhatian ini.
Salah seorang pengurus LKSA Ummi Zahro mengungkapkan rasa terima kasihnya.
“Bantuan ini sangat berarti untuk operasional sehari-hari. Anak-anak jadi punya semangat baru di Hari Kemerdekaan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Vice President (VP) Legal and Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan bukan hanya seremonial.
“Hari ini kita tidak hanya memperingati, tetapi juga melangkah menuju kemandirian energi. Semangat bersatu dan berdaulat harus diwujudkan dalam kerja nyata, termasuk berbagi untuk masyarakat,” tuturnya.
Peringatan HUT ke-80 RI di Kilang Balikpapan pun menjadi lebih dari sekadar upacara. Ia menjadi pengingat bahwa kemerdekaan adalah soal gotong royong: membangun energi untuk bangsa, sekaligus menghadirkan kepedulian bagi sesama. (*)