Fasilitas yang tersedia pun cukup lengkap. Terdapat homestay bagi wisatawan yang ingin menginap, fasilitas umum seperti masjid dan toilet, hingga gazebo yang menambah daya tarik kawasan.
Selain menikmati kuliner berbahan ketupat, wisatawan juga berkesempatan belajar langsung proses pembuatan ketupat dari para pengrajin.
“Bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbeda, kami menyediakan edukasi pembuatan ketupat. Mereka bisa berkunjung ke rumah para pengrajin, bahkan ikut serta dalam proses anyaman,”ujar Aziz.
Meski demikian, Aziz mengakui masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait regenerasi pengrajin muda serta pengelolaan jangka panjang.
Namun ia optimistis, persoalan itu dapat diatasi seiring dengan dukungan pemerintah dan peran aktif Pokdarwis.
“Setiap tantangan tentu ada solusinya. Dengan pengelolaan yang baik serta dukungan dari pemerintah, kami yakin pengembangan wisata ini bisa terus berlanjut,”tambahnya.
Kampung Ketupat juga meninggalkan kesan mendalam bagi para wisatawan.
Henni, seorang pengunjung asal Samarinda, mengaku kagum dengan suasana yang bersih dan fasilitas yang tertata.
“Kesan saya sangat baik. Kampung ini bersih, banyak pilihan kuliner, dan gazebo yang tersedia menambah kenyamanan bagi pengunjung,”ungkapnya. (*)