BorneoFlash.com, TANA PASER – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser terus menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kesejahteraan para Kader Posyandu, yang menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam penanganan stunting di daerah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Paser, Amri Yulihardi, menjelaskan bahwa stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan asupan gizi atau kondisi ibu hamil, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain.
“Penyebab terjadinya stunting juga dapat dipengaruhi oleh sanitasi lingkungan dan akses pemeriksaan kesehatan,” ungkap Amri, pada Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan (nakes), melainkan memerlukan dukungan lintas sektor.
“Perlu dukungan semua pihak, baik OPD terkait, unsur pengambil kebijakan, maupun peran serta masyarakat dalam membiasakan hidup bersih dan sehat,” tambahnya.
Sebagai bentuk apresiasi dan penguatan peran Kader Posyandu, Pemkab Paser telah mengalokasikan anggaran insentif yang terus ditingkatkan. Tahun 2024 menjadi awal pemberian insentif dengan anggaran Rp7 miliar.
Pada 2025, anggaran tersebut naik menjadi Rp9 miliar untuk periode sembilan bulan, kemudian ditambah melalui pergeseran anggaran hingga totalnya mencapai lebih dari Rp12,7 miliar.
Setiap kader Posyandu menerima insentif Rp500 ribu per bulan. Jumlah ini dinilai signifikan, terlebih di tengah kebijakan efisiensi dari pemerintah pusat.
“Jumlah kader Posyandu kita mencapai 2.071 orang di 379 Posyandu, yang tersebar di 139 desa dan 5 kelurahan di 10 kecamatan se-Kabupaten Paser. Tahun depan, sesuai komitmen Bupati Paser melalui program prioritas Paser TUNTAS, insentif kader ini akan terus ditingkatkan,” tutup Amri. (*/Adv)