Selain itu, 70% desa belum tersentuh koperasi, 60% koperasi belum memiliki layanan farmasi, serta lebih dari 31 ribu koperasi belum memiliki toko sembako atau toko sarana produksi pertanian.
Menjawab tantangan tersebut, Presiden Prabowo pada 21 Juli 2025 membentuk 80.081 Kopdes Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi rakyat.
Program ini menjadi bagian dari pelaksanaan Asta Cita ke-3, yang menempatkan koperasi sebagai penggerak utama ekonomi desa untuk membuka lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, dan memperkuat sentra produksi rakyat secara berkelanjutan.
“Lebih dari 80 ribu koperasi ini adalah upaya konkret untuk memperpendek rantai distribusi bahan-bahan penting. Sembako, obat, hingga pupuk kita hadirkan langsung ke tangan masyarakat dengan harga terjangkau dan sistem yang adil,” kata Presiden Prabowo.
Ketua Kopdes Merah Putih Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Dedi Nurendi, merasakan langsung manfaatnya.

“Kopdes ini menjawab keresahan masyarakat yang harus membeli kebutuhan pokok agak jauh. Banyak warga juga terlilit pinjaman dari Bank Emok (bank keliling),” ujarnya.
Dedi menegaskan, Kopdes Merah Putih adalah jawaban atas kebutuhan ekonomi masyarakat desa.
“Mari berkoperasi karena ini dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Koperasi juga menanamkan semangat gotong-royong,” tandasnya. (*)