Selain membersihkan, aksi ini juga dimanfaatkan untuk mengedukasi warga.
DLH mendorong media dan relawan mendokumentasikan kegiatan lalu menyebarkannya di berbagai platform, termasuk media sosial.
“Kampanye seperti ini akan menular. Semakin sering orang melihat, semakin besar peluang mereka ikut peduli,”tutur Endang.
Momentum ini sekaligus menjadi bagian dari percepatan target Pemkot Samarinda meraih penghargaan Adipura Kencana 2025–2026.
DLH kini tengah menyusun dokumen strategis yang memetakan persoalan lingkungan, termasuk pengelolaan sampah sungai, dengan pendekatan ekonomi sirkular.
“Sampah memiliki nilai ekonomi. Bisa diolah menjadi kompos, pakan maggot, atau didaur ulang menjadi produk baru. Tetapi semua itu memerlukan sistem pengumpulan, pengolahan, dan pemasaran yang jelas,”jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, fokus pembersihan diarahkan pada sampah plastik yang menjadi ancaman utama ekosistem sungai.
Sementara sampah organik dibiarkan terurai secara alami agar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Endang menegaskan bahwa keberhasilan menjaga SKM membutuhkan peran seluruh pihak.
“Menjaga kebersihan sungai bukan hanya tugas pemerintah, tetapi gerakan bersama. Sungai yang sehat akan membuat kota lebih bersih, bebas banjir, dan layak menjadi tujuan wisata,”pungkasnya. (*)