Bamsoet: Pertahanan Nasional Kunci Ekonomi Kuat

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Janif Zulfiqar
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersalaman dengan Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo. FOTO : ANTARA/HO-DPR
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersalaman dengan Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo. FOTO : ANTARA/HO-DPR

BorneoFlash.com, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan bahwa pertahanan nasional menjadi fondasi utama ketahanan dan kemajuan ekonomi.

 

Ia menyatakan bahwa dunia usaha membutuhkan kepastian dan stabilitas jangka panjang, yang hanya bisa tercapai jika sistem pertahanan kuat dan siap menghadapi ancaman. Ia menilai ekonomi akan rapuh jika negara tidak memiliki pertahanan yang andal saat krisis melanda.

 

“Ekonomi tak bisa lepas dari isu pertahanan. Dunia usaha hanya bergerak jika ada kepastian, dan itu lahir dari kekuatan baik militer, pangan, energi, hingga siber,” ujar Bamsoet di Jakarta, Jumat.

 

Ia meminta pemerintah memasukkan penguatan pertahanan ke dalam strategi pembangunan ekonomi, bukan menganggapnya sebagai beban anggaran.

 

Bamsoet mendukung langkah pemerintah yang memodernisasi alutsista, merevitalisasi industri pertahanan seperti PT Pindad dan PT PAL, serta membangun ekosistem industri strategis nasional. Ia mengajak semua pihak ikut mendukung upaya tersebut.

 

Ia juga mengingatkan pentingnya membangun ketahanan pangan nasional. Ia menilai ketergantungan pada impor beras, jagung, gula, dan kedelai melemahkan stabilitas ekonomi.

 

“Kita tak bisa berharap ekonomi tumbuh jika logistik pangan rapuh. KADIN siap bersinergi dengan pemerintah memperkuat produksi dalam negeri dan memperluas pasar petani,” ujar Bamsoet, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pertahanan dan Keamanan KADIN.

 

Ia mendorong pelaku usaha memitigasi risiko strategis, termasuk menghadapi ketidakpastian geopolitik dan ancaman siber. Berdasarkan laporan KADIN, sekitar 68 persen pelaku usaha belum memiliki sistem perlindungan siber yang memadai.

 

“Kita butuh literasi pertahanan menyeluruh. Dunia usaha harus sadar bahwa ancaman tak hanya fisik. Serangan digital bisa melumpuhkan logistik nasional, mengganggu transaksi keuangan, bahkan menakutkan investor,” tegasnya. (*)

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.