BorneoFlash.com, NUSANTARA — Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menjadi panggung penting bagi sinergi strategis antara Pemerintah Indonesia dan Diaspora Indonesia dalam mendorong produk UMKM menembus pasar ekspor global.
Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, memenuhi janjinya hadir dalam forum “Diaspora Entrepreneur” yang digelar pada Jumat (1/8/2025) sebagai bagian dari rangkaian Congress of Indonesian Diaspora (CID) ke-8 di Nusantara.
Forum ini menghadirkan dialog terbuka antara pemerintah dan komunitas diaspora Indonesia dari berbagai belahan dunia. Tujuannya adalah memperkuat integrasi ekonomi lintas sektor—melibatkan pelaku UMKM, pemerintah, dan masyarakat lokal—untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada 2029, sesuai mandat Presiden RI.
Dalam diskusi yang berlangsung dinamis, para anggota diaspora menyampaikan beragam aspirasi, termasuk potensi komoditas ekspor unggulan dari Indonesia, tantangan dalam promosi dagang, serta perlunya sinergi melalui kerja sama antarnegara (Government to Government). Mereka menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang dan dukungan konkret dari pemerintah.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat peran diaspora sebagai jembatan perdagangan internasional.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah siap memberikan fasilitasi konkret, termasuk penyelesaian persoalan agregator yang kerap dihadapi diaspora di berbagai negara. Rencana tindak lanjut akan dibahas bersama di Jakarta dalam waktu dekat.
“Saya mengucapkan selamat atas terselenggaranya Kongres IDN di IKN. Diaspora Indonesia memiliki peran besar dalam memperkuat perdagangan Indonesia di pasar global. Terus jaga jejaring, dan bantu jembatani produk-produk lokal ke pasar ekspor,” ujar Budi Santoso.
Forum ini juga ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antaranggota diaspora Indonesia dari berbagai negara, mempertegas solidaritas dan peran aktif diaspora dalam pembangunan nasional.
Presiden IDN Global, Sulistyawan Wibisono, menyampaikan bahwa dipilihnya IKN sebagai lokasi CID-8 bukan tanpa alasan.

“Mengapa kita berkongres di IKN? Pesan utamanya adalah bahwa pembangunan Indonesia harus berkelanjutan. Nusantara adalah simbol transformasi tersebut,” tegasnya.
Forum ini menjadi bukti bahwa IKN bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan juga ruang strategis penguatan diplomasi ekonomi, pengembangan UMKM, dan pembentukan jejaring kewirausahaan global.
Melalui sinergi diaspora, pemerintah, dan pelaku UMKM, IKN tampil sebagai kota dunia yang menjembatani hubungan perdagangan dan diplomasi dengan semangat kolaboratif, inklusif, dan berkelanjutan—menuju ekonomi Indonesia yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global. (*/Humas Otorita IKN)