Wamen Investasi: Tarif Resiprokal AS Turun, Indonesia Kini Kedua Terendah di ASEAN

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Janif Zulfiqar
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu. Foto: ANTARA/Putu Indah Savitri
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu. Foto: ANTARA/Putu Indah Savitri

BorneoFlash.com,JAKARTA – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menegaskan bahwa penurunan tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap produk Indonesia mencerminkan posisi strategis Indonesia di kawasan.

 

Kalau saya lihat, secara strategis di wilayah Asia Tenggara ini, penurunan tarif terhadap Indonesia sangat signifikan. Artinya, Amerika Serikat sangat mempertimbangkan keberadaan Indonesia,” ujar Todotua saat menghadiri Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

 

Todotua menyampaikan pernyataan tersebut untuk menanggapi pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penerapan tarif impor baru sebesar 19 persen terhadap produk Indonesia yang masuk ke AS. Trump menyepakati tarif ini melalui negosiasi langsung dengan Presiden RI Prabowo Subianto. Tarif tersebut turun drastis dari tarif sebelumnya yang mencapai 32 persen.

 

Dengan penyesuaian ini, Indonesia menempati posisi kedua terendah dalam daftar tarif resiprokal AS terhadap negara-negara ASEAN, setelah Singapura yang hanya dikenai tarif 10 persen.

 

Berikut perbandingan tarif resiprokal AS terhadap negara-negara ASEAN:

  • Singapura: 10 persen
  • Indonesia: 19 persen
  • Vietnam dan Filipina: 20 persen
  • Malaysia dan Brunei Darussalam: 25 persen
  • Thailand dan Kamboja: 36 persen
  • Myanmar dan Laos: 40 persen

 

Todotua menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia saat ini masih membahas negosiasi lanjutan, terutama terkait rencana pembelian komoditas energi dari Amerika Serikat. Ia menambahkan bahwa Indonesia belum berencana menambah investasi di AS dalam waktu dekat.

 

“Kami masih dalam tahap konsolidasi karena informasi ini juga masih baru,” ujarnya.

 

Presiden Trump sebelumnya mengumumkan tercapainyakesepakatan besarantara Amerika Serikat dan Indonesia setelah melakukan dialog langsung dengan Presiden Prabowo. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia menyetujui pembelian energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp244 triliun), produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp73,1 triliun), serta 50 unit pesawat jet Boeing.

Baca Juga :  Pemkot Samarinda Pastikan Warga Kurang Mampu Mendapat Elpiji Bersubsidi

 

Sebagai imbal balik, pemerintah AS menurunkan tarif impor terhadap produk Indonesia menjadi 19 persen. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.