PCO: Sekolah Rakyat Wujud Visi Prabowo Putus Rantai Kemiskinan

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Janif Zulfiqar
Satu keluarga dari salah satu siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 19 Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo
Satu keluarga dari salah satu siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 19 Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo

BorneoFlash.com, JAKARTA – Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menyatakan bahwa Sekolah Rakyat menjadi langkah nyata Presiden Prabowo Subianto dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.

 

Presiden paham pendidikan adalah kunci. Jangan sampai kemiskinan menjadi warisan,” ujar Tenaga Ahli Utama PCO, Adita Irawati, di Kupang, Minggu (13/7/2025).

 

Sekolah Rakyat merupakan implementasi Asta Cita keempat Prabowo, yang menempatkan pendidikan sebagai prioritas peningkatan kualitas SDM. Program ini akan resmi dimulai pada tahun ajaran baru 2025/2026, dengan 100 lokasi perintis dan melibatkan 9.755 siswa, 1.554 guru, serta 3.990 tenaga kependidikan.

 

Siswa dari keluarga termiskin berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) akan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Program (MPLSP). Sekolah ini membebaskan biaya pendidikan, menyediakan makan bergizi, seragam, pembinaan karakter, dan asrama.

 

Sekolah negeri memang gratis, tapi ongkos transportasi, uang saku, dan perlengkapan tetap jadi beban keluarga,” jelas Adita.

 

PCO menegaskan Sekolah Rakyat tak hanya membuka akses pendidikan, tetapi juga menyiapkan keterampilan hidup dan memetakan potensi siswa agar siap kerja atau berwirausaha.

 

Adita mengutip data BPS, sebanyak 24,06 juta penduduk masih hidup miskin, termasuk 3,17 juta miskin ekstrem. APK SMA/SMK kelompok termiskin hanya 74,45 persen, jauh di bawah kelompok terkaya yang mencapai 97,37 persen. Usia 16–18 tahun tercatat sebagai kelompok dengan angka anak tidak sekolah tertinggi, yaitu 19,20 persen.

 

Ia menilai biaya menjadi hambatan utama, disusul tekanan sosial dan beban ekonomi keluarga. Angka putus sekolah di tingkat SMP dan SMA masing-masing sebesar 1,12 persen dan 1,19 persen.

Baca Juga :  UD Trucks Rayakan 10 Tahun Quester: Satu Dekade Kemajuan dalam Industri Kendaraan Komersial

 

Presiden Prabowo meminta program ini dijalankan dengan cara yang benar dan mencapai tujuan. Kami yakin Sekolah Rakyat akan melahirkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Adita. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.